"ANJELO" DOLY

Awalnya pas mendengar kata Anjelo langsung teringat sama aktris sexy Angelina Jolie dan rasanya tidak begitu asing di telinga ini dalam pikiran bawah sadar saya kata Anjelo itu adalah sebuah kata yang beradal dari bahasa latin atau inisial dari nama orang italia.
Tapi dari semua perkiraan saya itu ternyata tidak ada satupun yang benar pada saat saya melihat acara talkshow di sebuah televisi swasta, entah apa judulnya talkshow itu tapi memang saya coba nenyimaknya. Pada saat itu seorang nara sumber sedang diwawancarai oleh host acara tersebut sedikit-sedikit saya mulai mencerna kalau talkshow ini sedang mengupas masalah tempat pelacuran DOLY yang berada di kota pahlawan Surabaya. Nara sumber menceritakan bahwa dirinya adalah seorang bandar PSK di kawasan pelacuran Doly, setelah kawasan itu resmi ditutup oleh Walikota Surabaya Ibu Tri Rismaharini (Ibu Risma) para mucikari dan PSK nya tidak sepenuhnya menghentikan kegiatannya karena masih ada aja para hidung belang yang datang ketempat itu memesan perempuan untuk sekedar melampiaskan syahwatnya. Karena merasa peminat sex itu masih banyak walaupun kawasan ini sudah resmi ditutup mereka masih menjalankan bisnis esek-esek itu secara sembunyi-sembunyi, diceritakan oleh nara sumber itu dari semenjak kawasan itu ditutup jam buka mereka tidak menentu kadang ada yang buka habis subuh sampai dan tutup sampai jam 10 pagi untuk menghindari razia yang dilakukan oleh petugas Satpol PP kota Surabaya. Namun rupanya mereka punya trik kalau sekedar untuk menghindari razia saja sih tandasnya, mereka ternyata menyiapkan mata-mata jauh di depan pintu masuk ke kawasan itu kalau terlihat ada rombongan petugas mau melakukan razia maka si mata-mata itu segera menghubungi pada mucikari-mucikari yang berada didalam kawasan Doly dan mereka segera bergegas meninggalkan tempat tersebut dan akhirnya petugas razia sampai maka kawasan sudah terlihat seperti aman dan terkendali tidak terlihat kegiatan yang mencurigakan sedikitpun. Selain beroprasi pada waktu-waktu tertentu, nara sumber juga mengungkapkan sekarang ini mereka memberikan pilihan untuk menikmati para PSK tersebut dengan cara membokingnya lewat telepon lalu melakukan hubungan sex di hotel terdekat atau terserah kemauan dari pelanggan si PSK mau di antar ke hotel mana katanya.
 

Disinilah kata ANJELO terlontar dari mulut si bandar perempuan itu, bahwa mereka disana biasa disebut Anjelo bagi yang menyediakan PSK untuk dianter ketempat si pemesan. Kata ANJELO ternyata sebuah singkatan dari "Antar Jemput Lonte", sempat nyengir juga sih pas dengar kata Anjelo itu kok bisa ngepas dan pantas gitu ya singkatannya. Si mucikari ini menjelaskan tentang beberapa perbedaan harga antara melakukan sex dan jika PSK di anter ke tempat si pemesan, menurut ia kalau kondisi aman si pelanggan boleh melakukan sex disitu dengan harga kisaran harga 300 sampai 400 ribu tapi kalau harus dianter ke hotel maka harga bisa sampai 700 ribuan itu juga tergantung pada kualitas PSK dan harga hotelnya pungkasnya.  
Disegmen yang lainnya host selain mewawancari sang mucikari ia juga mewawancarai salah satu pelanggan 
yang sering menggunakan PSK di wilayah Doly tersebut, memang semenjak kawasan itu ditutup rutinitas sipelanggan itu jadi menurun untuk mampir ke kawasan itu yang biasanya ia mampir kadang dalam seminggu dua sampai tiga kali, kalau sekarang paling seminggu cuma satu kali tuturnya.
Lain lagi dengan pandangan dari peneliti sosial kawasan Doly yang di undang dalam acara tersebut mengatakan bahwa tindakan Walikota Surabaya itu kurang sukses karena dari para PSK yang diberikan pesangon dan disuruh pulang kedaerahnya masing-masing ternyata banyak dari mereka yang berdatangan kembali untuk melakukan pekerjaan lamanya sebagai PSK di kawasan tersebut. Bahkan mereka menganggap seolah Ibu Risma telah menghilangkan penghasilan bagi beberapa warganya yang dulunya mengais rizki di kawasan tersebut, seperti para pedagang rokok, minuman ringan atau makanan kecil disana.
Dan secara psikologis juga mereka meneliti setelah ditutupnya kawasan pelacuran tersebut akan berdapak meningkatnya kejadian kekerasan dalam rumah tangga. Aneh ya...? tapi masuk akal juga sih, he..he..
Kadang aneh sekali dari ungkapan-ungkapan para peneliti itu, kenapa daya intelektualnya seolah menyalahkan tindakan Ibu Risma ini, apakah jika semakin tinggi ilmu dan wawasan seseorang dibidangnya maka tingkat logikanya akan mengesampingkan pandangan moral bahkan keyakinannya. Menurut saya para peneliti itu lebih menyesalkan tindakan Ibu Risma menutup kawasan pelacuran tersebut, selain mengilangkan penghasilan sekelompok masyarakat yang mengais rizki disana mereka juga mengungkapkan bahwa akhirnya para PSK yang dahulunya beroprasi hanya di lokasi kawasan Doly sekarang malah bertebaran di wilayah lain di Kota Surabaya jadi tidak terlokasisir di satu tempat. Mereka memandang bahwa hal ini malah lebih membahayakan masyarakat lebih luas katanya karena akhirnya susah mengontrol mereka dari sisi kondisi kesehatan para PSK tersebut dari beberapa penyakit kelamin bahkan dari penyakit AIDS.
Saat ini dunia ini memang aneh, disaat disebut keadaan dunia ini semakin maju malah pandangan tentang dosa semakin menurun, kadang ada yang seolah menganggap perbuatan dosa itu legal dan bagian dari hak azasi manusia katanya. Akankah kita terjebak dengan pandangan-pandangan logika kemajuan ini...???
Hanya pribadi anda masing-masing yang bisa memilihnya.
Sekian postingan saya, semoga para pembaca dapat mengambil hal yang lebih positif dari bacaan ini.

Wassalam
penulis